Kembali ke judul, ternyata ada satu penyebab lain yang tanpa disadari ikut menguras stamina yaitu capek jadi tukang potret dadakan. Potret
Menjadi pemotret sukarelawan
Bayangkan kalau harus bawa "persenjataan" macam kaki tiga (tripod), DSLR pro yang punya badan setengah kiloan lebih beratnya, beberapa tabung lensa dari yang wideangle sampai yg tele, baterai cadangan, lampu flash tambahan, ... Terus diimbangi dengan liuk-liuk tubuh untuk mencari sudut jepret yang tepat, mengamati objek untuk mencari komposisi yang pas, atau menanti saat yang tepat untuk memotret momen tertentu. Wah ... kebayang deh ribet :-) Belum lagi tentengan yang berat akan membuat mandi keringat.
Dokumentasi ?
Kadang saya berfikir jjs ini
Nah kalau begitu mana ada waktu untuk menikmati jjs yang singkat tsb. Apalagi istri atau anak juga minta perhatian, sementara objek dan pemandangan justru terasa lebih indah dinikmati dengan mata telanjang dan bukan mata kamera.
Nah bagaimana baiknya?
Buat saya yang tidak menjadikan fotografi sebagai hobi atau sarana mencari nafkah (hingga saat ini) maka satu kamera kompak A700 saja sudah cukup. Kamera ini ringan disandang (kurang dari 300 gram) dan pasti boleh dibawa masuk ke kabin pesawat. A700 cukup kaya dengan berbagai pengaturan manual dan hasil foto-fotonya bagus. Tinggal meluangkan waktu untuk berlatih dengan membaca buku petunjuk atau baca-baca di internet sehingga terasa kelebihan kamera ini dibandingkan produk Taiwan yang lebih sederhana atau HP yang dilengkapi kamera.
- Tema perjalanan: liburan keluarga atau berburu foto.
Artinya prioritas adalah menemani keluarga dan menikmati momen penting bersama mereka tanpa harus menghabiskan waktu mencari objek foto. - Sisihkan waktu khusus.
Beri tahu istri, anak-anak, atau keluarga sehingga mereka tidak menunggu atau "kehilangan" sang pemotret. - Abadikan objek secara alami dan tidak harus objek selalu berada dalam posisi siap difoto (cheese smile or pose).
- Kamera selalu siap dengan batere dan kapasitas memori yang cukup.
- Pelajari manual dan berlatih memakai kamera, sehingga diperoleh hasil yang lebih memukau dengan setting yang tepat. Momen unik kadang hanya datang sekali dan tak ada waktu banyak untuk mencoba-coba.
Kadang-kadang mendelegasikan orang lain untuk mengambil foto atau minta tolong pada turis lain untuk mengabadikan foto keluarga jelas besar manfaatnya. Inilah kesempatan buat sang pemotret menikmati saat-saat menjadi subjek potret :-)
I am just a volunteer traveling snapshooter
1-6 Mai 2008
No comments:
Post a Comment