Aug 31, 2011

Lebaran 1432H di KBRI Singapura

Sudah cukup lama tak berlebaran di sini, sehingga pas ada kesempatan tahun ini saya ingin memulainya dengan shalat ied di KBRI. Berbeda dengan di Indonesia dimana hari raya Aidil Fitri 1 Syawal 1432H memiliki dua versi, di sini hanya tersedia satu. Kalender (takwim) Islam sudah hadir di situs majelis ulama singapura yang menetapkan hari lebaran jatuh pada Selasa 29 Agustus 2011. Tidak ada yg diperdebatkan atau ditunggu-tunggu kepastiannya hingga habis azan Isya spt yg terjadi di Jakarta. Selepas shalat Magrib, pengumuman singkat dari mufti (pimpinan majelis ugama), bahwa esok hari adalah 1 Syawal. Dan selanjutnya radio menyiarkan sejenak alunan takbir dari masjid asy-Syafaah. Situs MUIS pun sudah menyiapkan list mesjid/khatib yg akan menggelar shalat besok berikut transkrip ceramahnya.

CONFIRMED. Metode yg dipakai MUIS hingga hari ini adalah penetapan berdasar hisab wujudul hilal.

Alhamdulillah benaran lebaran besok. Pihak KBRI pun lega krn sudah jauh hari menyiapkan
banner undangan shalat idul fitri (utk tanggal 30 Agustus) dan persiapan besar lainnya utk menyambut jamaah shalat. Memang dimana bumi dipijak, disanalah langit atapnya. Meski pemerintah RI menetapkan 1 Syawal di tanah air tanggal 31, KBRI tetap mengikuti keputusan yg berlaku di wilayah ia berpijak. Jujur, hati saya mengatakan lebih pas mengikuti keputusan di tanah air, krn mayoritas hisab dan para pengamat imkanul rukyah (melalui visibiltas hilal) setuju bahwa 1 Syawal jatuh Rabu 31 Agustus (dalam sidang itsbat di Depag, terjadi 11 lawan 1 suara yg berbeda).

Kurang berpuasa satu hari,
yach genapkan saja menjadi 30, dan ini memang solusinya. Hanya saja di sini hal ini tak memungkinkan. Apabila saya tetap ngotot, berarti tak ada tempat yg menggelar Ied di hari Rabu itu. Menurut saya hal ini pun *sebaiknya* dilakukan di Indonesia, utk mengedepankan semangat kebersamaan. Buat yg berhitung puasa 29, silakan berhenti lebih awal, namun shalat ied lah bersama-sama dengan warga yg berpuasa 30 hari.

*****

Dua poin yg diangkat khatib, ust Taufiqul Adzhar dalam shalat ied di KBRI:
  1. Jadilah penyembah Allah dan bukan penyembah Ramadhan.
  2. Apakah setelah Ramadhan berakhir, ibadah kita akan berakhir atau kendor pula ? Janganlah kita menghancurkan hasil karya terindah yg telah kita bina selama bulan Ramadhan sebagaimana peringatan dari Allah dalam surat Muhammad ayat 33 (47:33) “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu

  3. Ibadah bagi seorang muslim adalah AWAL dari berbuat, beramal, dan berkarya.
    Ibadah yang memberi ruh dan semangat untuk karya nyata amal shaleh sebagaimana diperintahkan dalam surat al-Hajj 77-78:
    (22:77) „Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan
    dan awal ayat 78 (22:78) „Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya …“. Allah mengharapkan kontribusi nyata pada perjuangan dakwah untuk mengembalikan kejayaan umat ini.

*****


Usai ceramah, jamaah *diarahkan* utk memasuki gedung Riptaloka melengkapi agenda penting kedua hari itu yaitu temu ramah dan menikmati sajian hidangan Indonesia. Untuk yang satu ini saya kasih semua jempol untuk KBRI. Mereka tahu benar apa yg dpt melepaskan letih dan lapar peserta shalat, yg sudah hadir mungkin sejak awal pagi bertahlil dan takbir di masjid :-) Agak terhambat di pintu masuk krn tiap orang perlu bersalaman dgn pejabat teras KBRI dan antri lagi utk makanan. Tapi semuanya terbayar lah pokoknya rohani dan jasmani :-)


Di atas taksi pulang, pak supir bertanya apa ada pesta di dalam KBRI mengapa begitu ramai orang yg datang di hari libur nasional itu. Entah apa yang membuat saya bersemangat menjawab pertanyaan tadi, senang, bangga, atau mau pamer … totally mixed feeling. Saya terangkan bahwa hari ini adalah hari raya bagi kaum muslimin, kami shalat di mesjid di dlm kedutaan, dan setelah itu ada undangan makan bagi setiap orang oleh pihak kedutaan. Pak supir tertegun, berulang kali menanyakan tak percaya, bahwa ada undangan makan untuk semua orang dan gratis tis, mungkin untuk 2000 orang lebih ...

Jauh berbeda dengan open house yang juga ada di istana presiden di orchard siang itu. Antrian panjangnya sama. Namun di sana, anda perlu beli makanan katanya. Dalam hati kecil saya berkata, negeriku boleh berhutang besar, namun kalau untuk urusan menjamu tamu dengan food delicacy memang paling santun :-) Difikir-fikir benar juga harga jamuan utk tamu-tamu Allah itu tak murah: penyedia sebuah caterer top di Singapura, satu tamu minimum diletak harga $10 berarti perlu dana $20K paling kecil ! Alhamdulillaah, semoga KBRI tak pernah putus sumber dana nya. Terima kasih dari rakyat :-)

Referensi utk belajar hisab vs rukyah,
(1) Foto bulan 1
(2)
Foto bulan 2
(3) Foto bulan 3
(4) Situs Pak Thomas, Anggota Badan Hisab Rukyat, Kementerian Agama RI
(5) Cesarean Moon Births oleh Syekh Hamzah Yusuf.

No comments:

Post a Comment