Aug 4, 2011
Toleransi Budaya
Malam pertama Ramadhan, seluruh mesjid/surau dan kolong blok di Singapura kompak mulai Tarawih. Ternyata di kalender warga Tao dan Budha di sini (mereka pakai hisab atau rukyah ya ...) bulan 7 Lunar mereka juga dimulai pada malam yg sama, malam 1 Ogos 2011.
Beruntunglah muslimin yg datang mesjid awal waktu sehingga dapat shalat tarawih di shaf-shaf dalam masjid yg full kipas angin atau AC. Sementara yg terdesak atau mencari tempat di luar bangunan mesjid atau macam saya yg terkatung di kolong blok harus menikmati bau-bauan ekstra dari bakaran kertas atau lilin merah (hio) yg menyampah dimana-mana.
Salut dengan toleransi kehidupan beragama muslim di sini. Bayangkan, kolong blok tempat saya shalat dikelilingi lidah-lidah api kecil dan tarian asap menyan sepanjang tarawih. Bau-bauannya beraroma dari yg nggak enak sampai yg bikin sesak nafas (mgkn ini versi murahan nya ...). Sepulang shalat tersisalah sampah uang kertas alam arwah bertebaran, lilin-lilin yg tak habis terbakar, debu, cookies, buah, dan kue bolue big size oren atau coklat yg ditinggalkan begitu saja. Ada juga mereka yg *kurang menyampah*, membakar uang neraka di dalam tong atau kandang besi bersama yg telah disediakan, meski hembusan asap dan debu nya jauh lebih ganas.
Hmm poor cleaner guys on the next day :-(
Bersiap-siap lagi di malam 14/15.
Nah nanti itu bukan heboh asap saja, termasuk heboh alunan musik dan suara mendayu-dayu getai yg menari seronok di atas panggung full color, full lights :-)
Kejadian ini persis sama dgn ramadhan tahun lalu.
*versi awal tulisan di milis IMAS
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment