17 Agustusan di tanah air selalu marak dengan atraksi panjat pinang. Mungkin tak seramai dahulu karena banyak tanah lapang yang sudah dipangkas jadi hunian manusia. Selalu berlumur oli, selalu ada new comer yg hanya modal nekad, dan selalu menjadi hiburan yg ramai. Daerah sepanjang kali Malang Jakarta sptnya jadi saksi sejarah tiap tahun. Khusus di tahun ini situs Google pun menjadikan tradisi ini di logo mereka hari ini.
Panjat pinang dapat menjadi refleksi perjuangan manusia sebagai mahluk sosial terbaik yg diciptakan Tuhan. Semangat, kerjasama, punya strategi dan tak mudah menyerah untuk mencapai hasil yang diincar. Tiap anggota tim rela berkorban panas berlumur oli, siap menginjak dan diinjak untuk satu tujuan, sportif, dan percaya bahwa nanti akan ada bagi hasil yg adil. Tak ada yg marah saat harus diinjak, siap gagal, dan tertawa dengan pembagian hadiah (yang) mungkin tak seberapa nilainya. Satu-satunya sifat yang patut dihindari adalah senang melihat orang lain gagal. Biasalah, ada juga yg tak senang jika tim lawan berhasil meraup seluruh hadiah di atas tadi.
Panjat terus namun tetap waspada. Semakin ke atas, pemandangan semakin menarik, hadiah seolah begitu dekat diraih, namun angin sepoi-sepoi dapat melenakan dan pinang di bagian atas lebih licin karena di bagian itu belum banyak dipeluk orang. Rekan-rekan di bawah pun terus berdoa dan berharap agar si petarung teratas terus mendaki meraih hadiah. Syukuri tiap posisi baru yg diraih dan kawal dgn sabar agar tak terburu-buru membuat keseimbangan hilang. Semakin tinggi memang semakin jelas hadiah yg digantungkan, namun jatuh pun lebih terasa sakit gan ... :-)
No comments:
Post a Comment