Aug 7, 2011

Sayonara Panas di Mesjid

Salah satu hal yang membuat nyaman shalat, itikaf, atau sekedar duduk mendengar ceramah atau melepas lelah di mesjid-mesjid Singapura adalah suasananya yang begitu tenang. Tenang karena jauh dari keributan baik di dalam dan di luar. Tenang di dalam karena jumlah jamaah yang tak begitu banyak dan mereka menjaga untuk tak berisik. Tenang di luar umumnya krn lokasi mesjid yg biasanya jauh dari sisi jalan-jalan yg ramai kendaraan, ditambah lagi faktor polusi kendaraan di sini yang amat rendah. Jarang ditemukan mobil atau motor yang menderu bising disertai asap tebal seperti bajaj, motor knalpot bocor atau metromini gaek di Jakarta.

Selain tenang, mesjid di sini pun
very windy alias berangin. Meski di luar matahari amat perkasa meniupkan radiasi UV nya yg super panas 35 derajat namun di dalam mesjid tetap dapat dijaga suhu ruangan saja, mgkn sekitar 28-30 gitu. Mesjid-mesjid baru dirancang dengan jendela-jendela yg banyak dan besar. Selain itu mereka investasi luar biasa dalam penyediaan kipas angin. Sebut saja mau tipe atau ukuran apa saja ada ! Saya duga komponen utama biaya listrik per bulan datang dari pemakaian kipas. Minimal kipas-kipas berdiri berdiameter paling kurang 16" itu makan listrik 75W dan diasumsikan beroperasi sehari 5 jam. Sementara kipas di langit-langit itu dua kali lipat pula kebutuhan listriknya. Belum lagi yg dipakai di ruang-ruang kantor dan kelas. Kalikan saja berapa jumlah nya dalam sebuah mesjid.

Sila nikmati koleksi kipas-kipas angin berikut yg biasa ditemui di mesjid.












Ini video salahsatu fan raksasa 3m yg terdapat di masjid Sultan.

Sebelum datang ke negeri ini selalu ada stigma bahwa saya akan masuk angin (
cold) jika terpapar langsung dengan kipas angin. Namun setelah lama jadi terbiasa, badan ini dapat akrab dengan kipas. Jika kondisi tubuh sehat atau fit, alhamdulillah tak ada masalah dgn kipas/AC. Lagipula udara di sini lebih kering dan panas dibandingkan Jakarta. Kipas amat diperlukan untuk mensirkulasikan hawa panas yg ada di sekitar sehingga tidak sampai membuat gerah atau keringat. Sementara di Jakarta, udara relatif lembab sehingga badan cepat menjadi dingin jika diserang kipas, muncullah masuk angin :-( Di bulan Ramadhan yang full-activity sejak sebelum beduk iftar hingga malam pukul 10 seusai tarawih, kipas-kipas ini bekerja keras mengusir panas. Nanti di sepuluh malam terakhir Ramadhan, jam kerja kipas-kipas pun bertambah panjang sampai fajr. Asal rajin dirawat (dibersihkan) kipas-kipas ini cukup perkasa dan tahan lama.

No comments:

Post a Comment